Stunting bukan sekadar masalah tinggi badan—dampaknya jauh lebih dalam dan kompleks terhadap tumbuh kembang anak. Berikut ini adalah dampak utama stunting terhadap perkembangan anak, baik jangka pendek maupun jangka Panjang.
Yayasan Sunita Mother Love kembali menunjukkan komitmennya dalam memerangi stunting di Indonesia melalui program unggulan bertajuk *Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting* (Genting). Kali ini, aksi nyata mereka menyasar Desa Sigedang, Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo.
Sebanyak 123 balita di Desa Sigedang terdeteksi mengalami stunting, dengan risiko gagal tumbuh kembang akibat kekurangan gizi. Dalam kegiatan yang berlangsung, Yayasan Sunita Mother Love menyalurkan bantuan berupa susu kaya protein kepada keluarga balita tersebut serta pendampingan selama ± 9 bulan. Bantuan ini diharapkan dapat menjadi pemicu perbaikan gizi sekaligus meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya asupan nutrisi sejak dini.
Nico Ramchand, pendiri Yayasan Sunita Mother Love, menyampaikan bahwa kondisi ekonomi warga Desa Sigedang yang mayoritas bekerja sebagai buruh tani menjadi salah satu faktor utama tingginya angka stunting. “Kurangnya pengetahuan ibu hamil dalam merawat janin dan terbatasnya akses terhadap makanan bergizi membuat anak-anak di sini rentan mengalami stunting,” ujarnya.
Yayasan berharap bantuan ini tidak hanya berdampak langsung pada kesehatan anak-anak, tetapi juga menginspirasi perusahaan swasta dan lembaga lain untuk turut serta dalam gerakan pengentasan stunting. “Kami percaya anak-anak ini punya masa depan. Mereka bisa tumbuh menjadi pribadi yang berguna bagi keluarga, lingkungan, bahkan negara,” tambah Nico.
Program ini merupakan inisiatif yang mengajak masyarakat untuk menjadi orang tua asuh bagi anak-anak yang mengalami stunting. Melalui pendekatan kolaboratif, program ini bertujuan menciptakan ekosistem dukungan gizi dan edukasi yang berkelanjutan di wilayah-wilayah rawan stunting.